Mengatasi Write's Block
Bismillahirrahmaanirrahiim,
Alhamdulillah malam ini mencoba mengikuti kegiatan Belajar Menulis kembali, setelah tiga kali pertemuan hanya terlewati begitu saja, karena harus merawat orang tua yang lagi sakit. Malam inipun masih berada di Rumah Sakit, yaitu RS Suaka Insan Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Semangat untuk belajar mengharuskan saya kembali menyimak materi kali ini. Disamping itu pula karena keadaan orang tua berdua (Mama Abah) Alahamdulillah sudah mulai membaik. Dimulai dengan bismillah jam 20.00 wit (jam 19.00 wib) saya duduk manis dengan memegang HP ditangan mulai membuka Grup Whatsapp Belajar Menulis dibawah pimpinan Om Jay dan Tim.
Materi kali ini adalah Mengatasi Writer’s Block disingkat WB, yang disampaikan oleh Mba Ditta Widya Utami, S.Pd.GR. yang luar biasa, cerdas, muda, cantik dengan segudang pertasi. Memperoleh Penghargaan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Subang sebagai Guru Berprestasi tahun 2021. Dibersamai dengan moderator yang juga tidak asing lagi yaitu Mba Maesaroh, biasa dipanggil Mba May yang luar biasa pula.
Materi malam ini menarik sekali, diawali dengan sebuah tantangan yaitu seluruh peserta disuruh menulis tulisan bebas bisa berupa puisi, pentigraf ataupun bentuk yang lainnya, dengan waktu yang diberikan hanya 15 menit. Peserta disuruh membuat tulisan yang memuai tiga kata yaitu Hujan, Pagi, Hantu.
Seluruh peserta antusias mencoba membuat tulisan dengan versinya masing-masing, memuat tiga kata tersebut diatas dalam tulisannya. Termasuk saya pribadi juga tanpa ba bi bu saya langsung menuliskan sebuah cerita yang kami alami pada malam pertama menjaga orang tua di Rumah Sakit, tulisannya seperti ini:
Malam itu hujan deras sekali, saya bersama teman saya sedang menjaga Abah Mama di Rumah Sakit. Ketika kami melintasi ruang demi ruang dari rumah sakit, teman saya yang bernama Nyai Ronggeng dia berteriak kaget ketakutan dengan tangannya gemetaran sambil menunjuk ke sebuah taman gelap, terlihat samar-samar ada orang yang sedang duduk sendu sambil menggendong bayinya, yang dikiranya adalah hantu. Tanpa berpikir panjang lagi kamipun lari terbirit-birit meninggalkan taman tersebut. Karena rasa penasaran kami, besok paginya kami langsung kembali menuju taman itu, ternyata apa yang kami lihat tadi malam adalah hanya sebuah patung manusia yang terbuat dari batu.
Namun dari dua ratus lebih peserta, hanya ada beberapa saja yang menulis, mungkin ada yang masih merasa malu, takut tidak sesuai kaidah, takut dibandingkan dengan hasil orang lain, dan sebagainya, Sehingga tidak menulis juga. Hal ini sesuai degan pembahasan kali ini yaitu Writer’s Blok (WB).
Wikipedia mengartikan writer's block sebagai keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk sebuah tulisannya.
WB bisa terjadi pada siapa saja saat menulis, penulis, blogger, mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir, penulis naskah film dan lain-lain. Apa yang melatarbelakangi hal itu bisa terjadi?
Dua orang pakar psikolog yaitu Jerome Singer dan Michael Barrios pun mengadakan sebuah penelitian terhadap para penulis dengan latar belakang berbeda. Juga menurut sumber lain, serta hasil pengamatan saat menjadi narasumber, Mab Ditta menyimpulkan beberapa penyebab WB diantaranya adalah:
1. Topik yang asing atau mencoba metode baru dalam menulis bisa membuat kita mengalami WB. Misalnya; Terbiasa menulis cerpen kemudian harus menulis KTI, itu dapat menyebabkan mengalami WB.
Cara mengatasinya adalah dengan cara kita harus jeda terlebih dahulu untuk menulis. Bisa juga dengan harus banyak-banyak membaca referensi terkait dengan tema yang kita tulis.
2. Stress juga bisa jadi penyebab WB.
Misal; khawatir dengan penilaian orang lain, “sudah benarkah tulisan saya ini”? “adakah orang yang suka ya”? “apakah sudah sesuai KBBI ya”? dan banyak kekwatiran yang lainnya.
Solusi jika hal itu terjadi adalah, kita harus ingatkan diri sendiri bahwa kita tidak akan bisa membuat semua orang suka dengan kita, tapi kita harus yakin bahwa tulisan kita akan tetap bermanfaat minimal bagi kita sendiri.
3. Lelah Fisik dan Mental
Misalnya disaat lagi banyak-banyaknya pekerjaan, pasti kita mengalami lelah fisik dan bisa juga lelah mental.
Jika hal itu terjadi rehatlah sejenak. Refreshkan kembali hati, fisik dan pikiran kita. Misal dengan cara liburan dulu, jalan-jalan ke tempat rekreasi bersama keluarga, dan lain-lain. Jika lelahnya sudah hilang, maka mulai buka dan lanjutkan kembali tulisan kita yang sempat terhenti.
4. Terlalu Perfeksionis.
Misal tulisannya harus dibaca ratusan dan ribuan orang dulu baru mau menulis, tulisannya harus jadi juara lomba dulu baru mau menulis, dan sebagainya. Terlalu perfeksionis dapat menyebabkan kita kehilangan ide-ide baru untuk menulis.
Menulis itu tidak perlu takut salah, harus perfek dulu baru menulis. Menulis aja terus dan terus selagi ide-ide muncul dikepala kita, bukankah tulisan itu bisa kita revisi kembali dikemudian waktu. Dengan melakukan kegiatan menulis secara rutin, dapat menjadikan kita menemukan ide-ide baru untuk menulis lebih banyak lagi. Ini tentu saja bermanfaat dalam menyembuhkan penyakit WB.
Ini adalah salah satu contoh tulisan bebas dari Pemateri, yang sudah direvisi:
https://dittawidyautami.blogspot.com/2021/07/saat-mulut-bekerja-lebih-cepat-daripada.html
Demikian resume tentang beberapa penyebab WB dan cara mengatasinya.
Alhamdulillahirabbil’alaamiin, kalimat penutup dari resume saya kali ini, semoga bermanfaat..Aamiin
Salam: Terus_belajar
Komentar
Posting Komentar