Program Menulis Buku Mayor dalam Dua Minggu
Alhamdulillah,
Kembali malam ini kita belajar menulis dengan materi luar biasa keren yaitu Program Menulis Buku Mayor Dalam Dua Minggu.
Pertemuan malam ini dilaksanakan lebih awal dari jam biasanya yaitu jam 18.30 wib, karena narsum ada kelas lain, beliau hanya bisa menemani sampai jam 20.00. Beliau adalah Prof. Richardus Eko Indrajit bersama moderator yang tidak asing lagi yaitu Bu Aam Nurhasanah, S.Pd.
Pak Eko adalah salah satu nara sumber yang kehadirannya selalu ditunggu oleh peserta pelatihan, karena beliau bisa menghantarkan bapak ibu menembus penerbit Mayor.
Bu Aam menyemangati dengan kalimat “mimpi terbesar menembus Penerbit Mayor, buku kita terpajang di rak toko buku Gramedia di Seluruh Indonesia, kado terendah bagi saya selama mengikuti Belajar Menulis Bersama Om Jay.
Program buku ini bekerja sama dengan Ekoji Channel yang mewajibkan peserta memilih salah satu video yang Ekoji siapkan sebagai judul bapak ibu nanti. Sebanyak 73 sesi tersedia di channel tersebut.Setelah memilih salah satu judul, kemudian kembangkan dan buat TOC (Table Of Content) atau datar isinya yang memuat 5W + 1H.
Berikut sekilas cerita dari Nara Sumber kita berbagi Trik menembus penerbit mayor dalam waktu relatif singkat (dua minggu) gimana caranya? Simak penuturan beliau berikut ini:
Saat itu beliau diminta untuk sharing diwawancarai menjadi seorang penulis yang handal. Kebetulan saat itu beliau sudah menulis kurang lebih 50 buah dan ratusan tulisan baik yang bersifat populer maupun akademis. Di sela-sela akhir acara, beliau merasakan ada getaran dari guru-guru yang sangat merindukan dapat menjadi penulis dan menerbitkan bukunya. Hal itu beliau tangkap dari pertanyaan dan diskusi yang berlangsung.
Melihat adanya semangat tersebut, beliau memberikan tatangan kepada bapak/ibu guru tersebut: "Siapa yang mau menulis bersama saya dalam waktu 2 minggu, dengan kemungkinan dipublikasikan oleh penerbit? Banyak pertanyaan yang muncul, bagaimana caranya?
Pada saat itulah beliau menjelaskan cara-cara yang akan dilakukan untuk bisa menulis dalam 2 minggu,
Berikut tutran dari beliau:
Pertama, saya meminta mereka untuk singgah ke Youtubbe saya yaitu EKOJI CHANNEL dan melihat video-video tentang pembelajaran yang saya tampilkan di sana.
https://www.youtube.com/watch?v=17v72RUhZIY&t=981s
Kedua, saya meminta mereka memilih satu video yang menarik perhatian mereka karena kontennya.
Ketiga, selama seminggu, saya meminta mereka untuk MENULISKAN APA YANG SAYA UTARAKAN di dalam video, baik secara verbatim (sebagaimana tersampaikan) maupun dengan menggunakan bahasa yang disusun sendiri.
Keempat, setelah melihat hasilnya, saya mengajak membuat Table of Contents atau daftar isi yang kira-kira sesuai dengan apa yang saya sampaikan (kebanyakan urutannya sudah saya sampaikan di video, jadi lebih mudah).
Kelima, saya minta mereka mencari sumber lain di internet mengenai konten atau topik serupa dan menuliskannya kembali dengan kata-kata sendiri untuk memperkaya tulisan yang telah dibuat.
Keenam, tulisan yang sudah jadi tersebut (rata-rata 100 halaman lebih dalam format kertas A5) saya serahkan ke Penerbit ANDI untuk dilihat kemungkinan diterbitkannya.
Ketujuh, Penerbit ANDI melakukan telaah/kurasi, dan menetapkan bahwa sebagian besar tulisan tersebut dapat diterbitkan, sementara beberapa tulisan perlu mendapatkan revisi minor mapun major.
Kedalapan, simsalabim, terbitlah buku-buku tulisan guru-guru yang hebat tersebut, dimana mereka menjadi penulis pertama, dan saya penulis keduanya. Impian menjadi kenyataan. Guru-guru yang tidak pernah bermimpi akan menjadi penulis dengan buku yang diterbitkan menjadi kenyataan. Dan sekarang sudah sampai pada enam gelombang.
Demikianlah cerita ringkas bagaimana saya berhasil mengajak guru-guru berkolaborasi untuk membuat buku bersama. Buku-buku tersebut sekarang dapat dinikmati baik yang diterbitkan secara fisik maupun dalam rupa e-book. Semuanya memiliki ISBN.
Kejutan terakhir terjadi di pertengahan tahun, ketika salah satu buku tersebut dinobatkan menjadi JUARA PERTAMA buku terbaik versi Perpustakaan Nasional untuk kategori PJJ. Buku tersebut menyisihkan ratusan buku lainnya yang ditulis oleh para penulis handal. Sungguh suatu mukjijat yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Demikianlah cerita awal dari kisah yang pernah terjadi sehingga kemudian oleh Om Jay dijadikan sebagai judul pelatihan: "KIAT MENULISKAN BUKU MAYOR DALAM WAKTU RELATIF CEPAT"
Berikut beberapa pertanyaan yang menarik bagi saya untuk dicantumkan dalam resume ini:
Pertanyaan dari Bu Rusmana dari Jakarta
Asslamualikum warrohmatuulohi wabbrrokatuh.
1. Bu Aam izin bertanya dengan ibu dalam menulis 1 /2 minggu bagaimana dengan pekerjaan ibu ?
2. Dengan penulis pemula, apa yakin bisa?
3. pertanyaan sama Prof .apa yang memberikan ke yakinan pada penulis pertama ,bisa terbit buku ?
Jawaban;
1. Saya membuat strategi SKALA PRIORITAS, artinya kita membuat target, pekerjaan mana dulu yang paling mendesak dan harus diselesaikan. Pastinya semua pekerjaan memiliki deadline (tenggat waktu) yang berbeda. Maka, saya selesaikan satu persatu tugas tersebut dan menikmatinya tanpa beban.
2. Saya awalnya ragu, tidak PD, namun keinginan dan motivasi kuat bahwa saya bisa dan mampu menulis, akhirnya memberanikan diri mengikuti tantangan menulis satu minggu. Caranya 1 hari menulis 1 BAB, 25 halaman A5, 5 hari sudah 125 halaman. Hari ke 6-7 untuk swasunting.
3. Prof. Eko selalu menyemangati kami agar menyelesaikan setiap tantangan dengan serius. Cari referensi sana sini. Prof Eko selalu mendampingi dan memberikan tantangan di setiap Bab. Selanjutnya, naskah saya kirimkan ke Prof. Eko dan akhirnya lolos tanpa revisi.
Pertanyaan Bu Susi dari Kayuagung, Sumatera Selatan.
Selamat malam, Prof
Izin bertanya, biasanya hal apa saja yang membuat penerbit mayor menjadi tidak tertarik pada tulisan kita. Lalu, bagaimana menyikapi hal itu. Dan, apa kiatnya bagi penulis pemula untuk mengetahui " selera" penerbit mayor dalam menerbitkan sebuah buku agar laku dijual. Terima kasih
Berikut jawaban Beliau;
Dear Bu Susi, terima kasih untuk pertanyaannya. Banyak yang menanyakan hal ini. Pada dasarnya setiap penerbit mayor memiliki kriteria masing-masing dalam menilai naskah yang diajukan layak terbit atau tidak. Misalnya adalah seberapa menariknya JUDUL atau TOPIK yang sedang dibahas? Topik yang sedang trend dan dibicarakan orang biasanya sangat menarik bagi mereka. Contoh lain adalah seberapa DIKENAL para penulisnya? Di siniliah peran saya membantu mengangkat Bu Aam karena beliau belum terbiasa menulis. Dengan adanya saya sebagai penulis kedua, maka meningkatkan ketertarikan dan daya jual buku tersebut. Ini adalah contoh bagaimana penerbit mayor menerapkan krtieria yang ada..
Alhamdulillah, demikian resume dari saya semoga bermanfaat, Aamiin...
Terus_belajar
Salam_Blogger
Komentar
Posting Komentar