Menulis Buku dari Karya Ilmiah
Judul : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Resume : 6
Gelombang : 23 & 24
Tanggal : 28 Januari 2022
Tema : Menulis Buku dari Karya Ilmiah
Narasumber : Noralia Purwa Yunita, M.Pd.
Moderaot : Raliyanti
Bismillahirrahmaanirrahiim,
“Sebuah kata atau kalimat akan lebih bermanfaat jika sudah menjadi sebuah tulisan dan tersampaikan kepada pembacanya”
Materi kali ini keren Merubah Karya Ilmiah menjadi Sebuah Buku, seperti istilah “sekali dayung dua tiga pulau terlampaui”. Tidak ada yang sia-sia terhadap tulisan atau karya yang sudah kita tulis, baik itu dari Skripsi, Tesis, Disertasi, Karya Ilmiah Populer, Makalah Ilmiah dan lain sebagainya, ternyata semua tulisan itu dapat dijadikan sebuah buku yang bermanfaat.
Dibersamai dengan ibu muda, cantik dengan segudang prestasi beliau adalah Ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd., yang luar biasa dan didampingi moderator tak kalah hebatnya yaitu Ibu Raliyanti, dengan tema kali ini yaitu “Menulis Buku dari Karya Ilmiah”
Bagaimana caranya??
Mari kita simak paparan berikut, Trik Konversi KTI Menjadi Buku
Format KTI pada Prinsipnya Mengandung:
format KTI pada umumnya :
- Judul
- Lembar pengesahan
- Kata pengantar
-Hhalaman persembahan
- Daftar isi
- Pendahuluan
- Tinjauan Pustaka
- Metode penelitian
- Pembahasan
- Kesimpulan
- Daftar Pustaka
- Lampiran
CARA KONVERSI KTI MENJADI BUKU
A. Ubah judul
Biasanya, judul KTI menggunakan bahasa ilmiah, kaki, dan panjang. Judul buku lebih cenderung menggunakan bahasa populer, santai dan singkat. Paling tidak maksimal 5-6 kata.
Sebagai contoh, judul Skripsi "Efektivitas metode SEM berbasis Mind Map untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa mata pelajaran Kimia kelas X SMA".
Ketika diubah menjadi judul buku, menjadi :
" Mudah belajar Sains dengan metode SEMMI ".
lebih singkat, padat, namun tidak mengubah arti dari judul karya ilmiah yang telah dibuat.
B. Ubah daftar isi
Biasanya untuk beberapa karya ilmiah, daftar isi berupa
BAB 1. Pendahuluan berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah
BAB 2. Landasan Teori / Kajian Pustaka
Bab 3. Metode penelitian yang berisi rumus2 statistika
Bab 4. Hasil dan Pembahasan
Bab 5. Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
Namun ketika diubah menjadi BUKU, daftar isi menjadi : (ikuti pedoman 2W+1H)
Bab 1 (why) menjelaskan pentingnya, alasan penggunaan metode itu untuk pembelajaran. Masalah pembelajaran Sains selama ini, dll
Bab 2 (what) enjelaskan apa itu, karakteristik, ciri khas, dari metode/media/model yang menjadi fokus dari tulisan
Bab 3,4,5, dan seterusnya (How) menjelaskan bagaimana tahap pembuatan, bagaimana hasil pembuatan, bagaimana penerapannya.
Boleh juga mengembangkan materi dari bab 2 di KTI.
Sebagai contoh jika bab 2 KTI yang merupakan landasan teori ternyata berisi:
2.1. Hasil Belajar
2.2. Media Pembelajaran
2.3. Modul
2.4. Metode Pembelajaran
2.5 Pembelajaran Berbasis Riset
Ketika menjadi buku dapat dibuat menjadi beberapa bab yaitu
Sub bab 2.1. Hasil Belajar menjadi bab 2 pada buku
Bab 2. TEORI BELAJAR
2.1. Belajar
2.2. Permasalahan dalam pembelajaran
2.3. Hasil belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
Sub bab 2.2. media pembelajaran menjadi bab 3 buku
Bab 3. MEDIA PEMBELAJARAN
3.1. Pengertian media
3.2. Jenis media
3.3. Manfaat media
Sub bab 2.3. modul menjadi bab 4 buku
Bab 4. MENGENAL MODUL
4.1. Pengertian modul
4.2. Karakteristik modul
4.3. Sistematika modul
4.4. Kelebihan modul
Dan seterusnya hingga sub bab dalam bab 2 selesai…
Dengan demikian hanya dari bab 2 KTI saja, kita sudah dapat menuliskan/ mengubahnya menjadi beberapa bab dalam buku. Jadi, perbanyak penjelasan teori dari bab 2 karya ilmiah dan juga hilangkan rumus statistika yang biasanya ada di bab 3 karya ilmiah.
C. Berikan pengetahuan baru yang terkait dengan isu sekarang.
Sebagai contoh, mind map dikaitkan dengan tuntutan pembelajaran abad 21 yang mengharuskan peserta didik memiliki kompetensi 4C yaitu Communications, collaboration, creativity, dan critical thinking. Atau dapat juga dihubungkan mind map sebagai sebuah media efektif dalam pembelajaran di masa pandemi yang notabene jam mata pelajaran dipangkas sehingga guru tidak memiliki waktu yang cukup untuk menyelesaikan semua KD yang ada
D. Boleh menampilkan hasil penelitian tetapi jangan terlalu banyak.
Hasil yang ditulis hanya data penelitian yang penting saja
E. Secara kebahasaan dan penyajian,
Karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan. Susunan dan gaya tulisan bebas terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide dan kreativitas masing-masing sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin literatnya penulis maka akan semakin oke buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena.
F. Daftar pustaka boleh menggunakan blog namun situs blog resmi.
Daftar pustaka harus dari situs yang resmi, seperti Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, e book,,atau karya ilmiah lainnya. Namun, hindari menggunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dan lain sebagainya
H. Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5, dengan ukuran huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan Dengan aturan Penerbit
I. Agar tidak dikatakan self plagiarisme, sebaiknya kita tidak hanya sekedar copy paste KTI kita untuk dijadikan buku. Kita tetap menulis ulang setiap kalimat yang ada, namun dengan tidak mengubah arti dari kalimat yang ada di KTI asli.
Teknik parafrasa akan membantu penulis ketika ingin menuliskan ulang KTI nya menjadi buku, sehingga karya tulis yang sudah kita buat susah-susah tidak sia-sia menjadi pajangan di lemari/rak buku saja. Jika sudah menjadi buku maka akan dapat dimanfaatkan oleh khalayak ramai dan lebih bermanfaat tentunya.
“Berkaryalah dari hati, Insya Allah akan sampai ke hati para calon pembacanya pula”
Demikian paparan materi keren malam ini, amazing yakni “Mengubah KTI menjadi Buku” semoga bermanfaat. Aamiin….
Alhamdulilllahirabbil’alaamiin…
Salam_Blogger
Salam_Literasi
Komentar
Posting Komentar