Menulis di Kala Sakit
Judul : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Resume : 22
Gelombang : 23 & 24
Tanggal : 7 Maret 2022
Tema : Menulis Di Kala Sakit
Narasumber : Suharto, M.Pd.
Moderator : Dail Ma’ruf
Bismillahirrahmaanirrahiim,
“Hidup itu pilihan, lakukan apapun selagi mampu”.
Menulis sebenarnya adalah kemampuan setiap individu, pemantiknya adalah semangat dan kemauan untuk menulis. Malam ini dibersamai oleh narasumber sangat luar biasa dan sangat menginspirasi beliau adalah bapak Suharto, M.Pd. biasa dikenal dengan sebutan Cing Ato, dengan judul materi yang keren “Menulis di Kala Sakit”
Dari judul saja sudah luar biasa, apalagi orangnya pasti sangat luar biasa berbagi cerita pengalaman, bagaimana bisa menjadi seorang penulis dikala sakit. Merupakan suatu hal yang sangat memotivasi bagi kita semua yang masih sehat, namun semangat kadang pasang surut dalam hal menulis.
Silahkan simak sekilas tentang penyakit yang diderita oleh Cing Ato pada link youtobe berikut: https:/youtu.be/uye6FLj30GU
Sungguh saya sampai terpaku menyaksikan tayangan video di atas, Cing Ato benar-benar luar biasa, Allah tak akan menguji hambanya, kecuali sesuai kemampuannya. Saya sadar bahwa Cing Ato dan istrinya adalah orang kuat. Kuat menerima sakit yang dialami dengan penuh kesabaran dan ketabahan.
Selanjutnya Cing Ato berbagi pengalaman awalnya beliau bisa menulis, mari kita simak cerita dari beliau berikut ini:
Cing Ato awalnya beliau juga tidak bisayang namanya menulis buku, tidaklah mahir dalam menyusun kata demi kata menjadi sebuah kalimat dan kalimat menjadi sebuah paragraf. Akan tetapi karena rasa ingin belajar menulis menjadikan beliau harus bercelana di dunia maya untuk mencari pelatihan tentang literasi. Beliau awal menyentuh dunia literasi didapatkan dari pelatihan KSGN di Wisma UNJ, kesempatan tersebut tidaklah disia-siakan oleh Cing Ato.
Disamping itu pula Cing Ato juga membeli buku yang berkaitan dengan tulis menulis, dan pada Desember 2017 Cing Ato kembali ikut pelatihan Media Guru. Dari pelatihan tersebut akhirnya menghasilkan sebuah buku Solo perdana dengan Judul “Mengejar Azan”. Buku yang menceritakan pengalaman hidup dalam menuntut ilmu.
Namun Allah menguji Cing Ato dengan diberikan penyakit yang langka. Selama tiga tahun delapan bulan Cing Ato menderita sakit lumpuh total. Seluruh badan tidak bisa bergerak, hanya kepala dan kelopak mata saja yang bergerak. Tubuh yang tadinya kuat, kekar, gagah, tinggi, tampan dengan sekecap mata lumpuh total tidak berdaya, bahkan nafaspun harus dibantu dengan ventilator.
Sudah tidak tau berapa biaya yang dihabiskan. Cing Ato tetap bersyukur dan mengumpamakan sakit yang beliau derita dengan sebuah permen. Ujian dan musibah itu laksana permen dan pembungkusnya adalah musibah, dibalik pembungkus itu Allah sudah sediakan berjuta kenikmatan yang teramat manis bak rasa permen. Maka terimalah dengan ikhlas setiap ketentuan-Nya dan tetap bersyukur. Intinya dibalik segala sesuatu, akan mengandung hikmah.
Satu tahun setengah tubuh Cing Ato lemah lunglai tidak bisa apa-apa. Satu tahun berikutnya mulai bisa menggerakkan tangan kiri yang kemudian menggerakan tangan kanan. Butuh waktu enam bulan baru tangan bisa menyentuh wajah. Selama satu tahun setengah itu Cing Atop utuh hubungan dengan dunia gawai.
Dalam keadaan sakit seperti itu tidak ada yang dapat Cing Ato lakukan selain membaca dan menulis. Kini zaman teknologi cukup dengan gawai/smartphone kita sudah bisa membaca dan menulis. Tutur beliau.
Cing ato akhirnya meminta kepada sang isteri untuk mengambilkan gawai yang sudah 1,6 tahun tidak disentuh sama sekali. Alhamdulillah HP tersebut masih ada, hanya kartunya saja yang sudah tidak aktif lagi. Dengan jemari yang masih kaku, perlahan Cing Ato membuka kembali akun facebook beliau dan mulai memfosting untuk berbagi pengalaman berkaitan dengan keadaan beliau di media tersebut.
Akhirnya meuncullah pemikiran beliau untuk menuliskan apa yang beliau alami. Akhirnya Cing Ato menuliskan mulai awal terserang penyakit tersebut, dirawat di Rumah Sakit, bagaimana yang dialami ketika berada di rumah sakit, peristiwa-peristiwa yang terjadi selama sakit, dan ditutup dengan tulisan sampai beliau kembali ke Madrasah lagi. Hingga menghasilkan kembali sebuah buku diberi judul “Kembali ke Madrasah”
Ketika dipertengahan jalan ada seorang sahabat sekaligus narasumber yang memberikan ilmu kepada Cing Ato, disaat beliau ikut pelatihan dengan KSGN. Beliau menghubungi Cing Ato, dan Beliau sempat mengikuti tulisan Cing Ato juga. Beliau bertanya-tanya tentang tulisan yang Cing tulis. “Apakah saya sedang menulis kisah orang atau kisah sendiri. Karena tokoh utama saya ganti dengan kata "AKU". Cerita Cing Ato.
Beliau langsung menghubungi Cing Ato lewat Vcall. Otomatis beliau melihat langsung kondisi yang sebenarnya. Kurus seperti tengkorak hidup, suara tidak jelas, selang NGT masih menempel di hidung, selang ventilator masih menempel di leher. Beliau terharu dan mencoba melacak tulisan saya dari awal. Baru seperempat jalan beliau tidak sanggup lagi membacanya. Beliau adalah Om Jay, Guru Motivator Blogger Indonesia.
“Beliau pun terharu tetapi beliau salut dan mengapresiasi tulisan saya. Dari sinilah Om Jay mengajak saya untuk ikutan pelatihan menulis. Saya pun ikut walau terkadang tubuh ini tak mampu mengikuti. Alhamdulillah, karena lewat WhatsApp, materinya bisa saya baca di siang hari. Selanjutnya materi tersebut saya simpan di blog lalu saya jadikan sebuah buku "Belajar Tak Bertepi"
Dari mengikuti pelatihan menulis gelombang 8, setidaknya memperkaya tulisan Cing Ato. Dan tulisan s semakin hidup. Karena semua benda yang ada disekitar ruang rumah sakit diikut sertakan dan divisualisasikan seperti suatu yang bernyawa. “Kalau kata Om Budiman salah satu narasumber pelatihan ini. Disebut dengan istilah CERPENTING (cerita pendek tidak penting). Bisa bapak dan ibu baca di buku saya. Kalau Bapak dan ibu baca. Saya yakin langsung bisa nulis buku cerita hari itu juga, hahaha” cerita lebih lanjut oleh Cing Ato.
Buku tersebut Cing Ato beri judul "GBS Menyerangku" kisah nyata seorang guru bergulat dengan penyakit langka dengan menulis. Alhamdulillah, setelah jadi buku banyak yang berminat hingga kini.
Karena menulis setiap hari maka ratusan artikel sudah dimiliki. Semua tulisan itu disimpan di Facebook dan blogspot. Dari artikel inilah akhirnya dijadikan buku kedua ketika sakit. Yaitu “Menuju Pribadi Unggul”. Untuk memperindah tulisan dibuku, beliau berguru dan langsung dibimbing oleh bapak Akbar Zaenudin. Hampir setiap hari Cing Ato menulis, kebetulan masa pandemi covid-19 terjadi, sehingga hampir dua tahun bekerja dari rumah. Waktu-waktu kosong itulah beliau manfaatkan untuk menulis.
Daftar buku solo yang sudah beliau terbitkan:
1. Mengejar Azan (dua bulan sebelum sakit) 2018
2. GBS Menyerangku 2020
3. Menuju Pribadi Unggul2020
4. Kompilasi kisah inspiratif 2021
5. Belajar tak bertepi 2021
6. Aisyeh Menunggu cinta (Roman Betawi)2021
7. Menepis kesulitan menulis 2021
8. Gadis Pemikat (cerpen) 2022
9. Kado khusus sang bintang (motivasi belajar) 2022
10. Lentera Ramadan 2022
Buku yang Sedang digarap:
11. Catatan harian guru blogger madrasah
12. Cing Ato Belajar pantun
13. Cing Ato Belajar puisi
14. Menulis dikala Sakit.
Trik dan tips agar pengalaman hidup yang ditulis, menjadi menarik dan ditunggu orang lain menurut Cing Ati:
1. Banyak membaca karya orang lain. Saya dahulu ketika menulis pertama saya lihat dan baca buku om Jay. Guru berhati cahaya. Saya pelajari gaya tulisannya.
Cari diksi-diksi yang indah-indah.
2. Pembukaan atau prolog yang sedikit puitis.
3. Bisa pakai gaya bahasa personifikasi, ironi dll.
4. Selipkan CERPENTING cerita pendek tidak penting sebagai penyedap tulisan.
Motivasi menulis oleh Cing Ato:
1. Untuk Menambah Amal Ibadah.
Di saat tak berdaya itulah muncul pemikiran Cing Ato. Apa ya yang bisa menambah amal ibadah pada saat sakit. Waktu sehat sering khutbah, ceramah, menjadi motivator untuk peserta didik. Setelah berpikir, kenapa tidak menulis saja di medsos. Akhirnya beliau menulis tentang karakter yang berkaitan dengan membangun diri menjadi manusia unggul.
Alhamdulillah, banyak yang memberikan Apresiasi dan menunggu-nunggu kehadiran tulisan berikutnya. Dari menulis inilah Tuhan memberikan apa yang tidak pernah kita duga-duga. Justru disaat sakit kita mendapatkannya ilham tersebut. Wallahu’alam.
Banyak hal yang diperoleh dari meulis diantaranya:
1. Saya kebanjiran teman yang ingin bersahabat
2. Banyak yang konsultasi tentang menulis
3. Dapat panggilan menulis dari adik saya di Pusdatin ( gara-gara dia melihat dan membaca tulisan-tulisan saya di medsos)
4. Kedatangan para yuotuber
5. Menjadi narasumber pada pelatihan di KSGN PGRI
6. Mendapatkan penghargaan dari Bang Jafar DKI sebagai "Pahlawan pendidikan" Jakarta.
7. Banyak teman kerja dan teman medsos yang membuat buku.
8. sebagai Amal sholeh
9. biasa untuk naik pangkat
10. dan lain-lain
2. Untuk kenaikan pangkat
Kebetulan Cing Ato sudah terlambat naik pangkat karena sibuk kuliah dan sakit. Teman-teman beliau sudah mau ke-IV b saya masih di III d. Alhamdulillah Januari ini Cing Ato mengajukan kenaikan ke IVa dengan menyertakan 1 PTK dan 6 buku solo.
3. Untuk kebanggaan/ motivasi/ inspirasi.
Agar anak-anak saya yang sedang menimba ilmu di pondok punya kebanggaan terhadap ayahnya. Setidaknya dalam hatinya ayah yang sedang sakit saja masih punya semangat untuk belajar dan berkarya. Begitu juga untuk memberikan inspirasi kepada teman-teman untuk bergerak dan keluar dari zona nyamannya. Tutur Cing Ato
4. Untuk mengabadikan ilmu yang dimiliki agar tidak hilang ditelan waktu.
Maklum hafalan atau ingatan terkadang lupa, maka itu perlu dipatri di dalam sebuah ikatan yaitu buku.
5. Dan lain-lain
Cing Ato memang perlu dicontoh, beliau tidak berhenti dibidang menulis saja, pun juga merambah ke bidang desain cover buku, flayer, layout buku.
“Di samping ikut pelatihan menulis beliau juga mengikuti pelatihan desain cover lewat canva secara berbayar. Alhamdulillah, setidaknya bisa membuat cover buku sendiri. Saya juga banyak membantu teman-teman untuk membuat cover bukunya dengan gratis..tis...tis...juga dipercaya untuk membantu membuat desain cover buku dan flayer di Penerbit YPTD. Sekali lagi gratis..tis...tis...”
“Saya siap membantu bapak dan ibu untuk membuatkan cover pada pelatihan ini. Silahkan kirim judul dan sinopsisnya. Cukup dengan gawai melalui aplikasi canva langsung jadi. Kalau mau belajar otodidak silahkan lihat di yuotube saya. Chanel "Suharto MTsN 5 Jakarta"
Bagaimana memulai menulis bagi penulis pemula?
Kata siapa menulis itu mudah. Menulis itu sulit. Mereka yang bilang mudah karena mereka sudah punya pengalaman. Yang sering menulis saja terkadang masih mengalami kesulitan dalam menulis. Apalagi bagi pemula.
Tanya kalau tidak percaya kepada teman-teman yang belum pernah menulis. Atau ajak mereka menulis. Pasti mereka bilang saya tidak bisa menulis, saya tidak berbakat, saya bingung menulis apa, dan sejumlah lontaran alasan yang pasti di dapat.
Saya juga dulu pernah seperti itu, tapi saya tidak diam saja. Saya berusaha untuk tahu rahasia menulis. Maka itu, saya mencari pelatihan menulis. Bertemulah saya dengan pria gempal lalu bertanya kepadanya dan pertanyaan saya dianggap bagus sehingga mendapatkan hadiah dari beliau. Nah lihat saja siapa pria gempal itu.
Pertanyaannya sederhana sekali."pak saya bingung untuk menulis, bagaimana cara untuk mengawalinya dan mengakhirinya? Terus apa yang saya harus tulis? Ya, begitulah di antara bunyi pertanyaannya.
Beliau menjawab.
1. Tulis apa yang kita bisa dan kuasai
2. Tulis apa yang pernah kita alami dan rasakan.
3. Tulis apa yang ada di sekitar kita.
4. Gunakan bahasa yang sederhana yang terpenting pesan tersampaikan.
5. Dan lain-lain
Setelah saya ketemu kuncinya. Saya awali menulis apa yang pernah saya alami dan rasakan. Saya tulislah buku memori tentang menuntut ilmu dari sejak tingkat SD sampai menjadi guru ASN di kementerian agama. Jadilah buku "Mengejar Azan" dan "GBS Menyerangku"
Akhirnya menulis yang tadinya terasa sulit setelah mengetahui kuncinya menjadi mudah. Maka itu, saya menulis buku "Menepis Kesulitan Menulis" buku ini cocok untuk penulis pemula. Segera miliki, tutur Cing Ato.
Jadi ketika orang tidak bisa menulis, karena belum mendapatkan kuncinya. Jika sudah mendapatkan, maka dengan kunci itu dia akan mudah berselancar mengarungi bahtera literasi. Semoga cerita Cing Ato yang sangat menginspirasi ini memberikan semangat dan gebrakan kepada kita pembaca semua untuk semangat dalam berkarya tulis literasi.
Salam_literasi
Komentar
Posting Komentar